Serba Serbi Paskibraka 2021 Pengibar Bendera Merah Putih

 

Pasukan Pengibar bendera pada upacara detik-detik proklamasi kemerdekaan  17 Agustus 2021 (Foto: Sekretariat Kabinet Republik Indonesia)

Bidikdotcom – Momen upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia ke-76 tahun di halaman depan istanah negara (17/8/2021) yang dimulai sejak pukul 09.30 wib  menyisihkan cerita menarik khususnya para peserta kelompok pengibar bendera.

Sebagaimana diberitakan media-media nasional bahwa personil Paskibraka tahun 2021 tidak sama dengan keanggotaan Paskibraka tahun 2020 lalu.

Kali ini formasi 8,17 dan 45 semua slotnya terwakili dari 34 provinsi 68 orang, sementara biasanya pasukan 17 diisi oleh personil TNI untuk tahun ini tidak memakai anggota TNI mengingat pemberlakukan PPKM dan menghindari terjadinya kerumunan semuanya diisi oleh perwakilan siswa.

Sebagaimana tema hari kemerdekaan tahun 2021 “Indonesia Tanggu, Indonesia Tumbuh” juga menjadi nama pada kelompok Paskibraka yang mendapat tugas mengibarkan bendera dan menurunkan.

Untuk pasukan mengibarkan bendera merah putih pada upacara pagi diberi nama pasukan tangguh sedangkan untuk menurunkan sang merah putih diberi nama tumbuh.

Lantas seperti apa cerita menarik dari para personil pengibar bendera ini? berikut uraiannya.

Tidak hanya berhasil lolos hingga kesenayan saat peserta ikut seleksi Paskibraka di daerahnya tetapi lebih dari pada itu personil pengibar bendera ini mewakili kaum muda milenial di daerah mereka untuk menjadi duta berprestasi dan kebanggaan di lingkungan dimana mereka bersekolah maupun dalam keluarganya.

Inilah kemudian disaksikan oleh seorang Aditya Yogi Susanto asal Jawa Barat saat diwawancarai awak media, dimana ia merasa sangat dihargai dan benar-benar memiliki pengalaman diluar yang ia duga.

Bagaimana ia menceritakan saat karantina, maupun melakukan latihan benar-benar terasa seperti dikucilkan sebab biasanya hunian kamar diisi 2 orang tapi kali ini karena pandemi satu kamar cukup satu orang yang tinggal.

Kemudian hal menaril lainnya menjadi pengalaman para murid didik ini adalah saat gerak jalan mereka langkahkan harus berhati-hati dalam mengatur pernafasan sebab masker yang dipakai memiliki dua lapisan tentu membuat seluruh rongga kain masker tertutup rapat.

Tetapi juga pengakuan Ardelia Mutia Zahwa pembawa bendera  perwakilan provinsi Sumatera Utara yang bertugas pukul 09.30 wib bagaimana kemandirian yang diterimanya saat menjalankan latihan, tidak ada kata bermaja-manja dengan mama maupun keluarga terdekat.

Hanphone genggam mereka dibatasi beraktivitas semua fokus pada latihan, gadis kelahiran 6 Desember 2004 ini sangat haru saat ditunjuk sebabagai pembawa bendera merah putih untuk di kibarkan pada pagi hari dan ia tidak dapat menyembunyikan tangis bangganya atas kepercayaan tersebut.

Dari pasukan Tumbuh yang bertugas pada penurunan bendera hampir sama pengakuannya, hanya saja ada beberapa anggota yang sempat nervous seperti dialami pengibar bendera asal Provinsi Jawa Tengah Zaidaan Kamal Anwar.

Untuk pembawa bendera di kelompok 8 di percayakan kepada Qyara Maharani Putri asal Jawa Tengah dari SMA1 Garut.

Dari Sulawesi Utara nama Cyanda Ravaella Johannes asal SMA Katolik Rex Mundi dan Arel Tangkilisan dari SMA 1 Airmadidi Minahasa Utara.

Cyanda Ravaella Johannes Paskibaraka 2021 asal Sulut (Foto:sekretariat kepresidenan)

Memang sangat disayangkan usai upacara mereka tidak dapat bertemu secara langsung denga orang tua maupun keluarga terdekat. Sebab biasanya dalam perayaan kemerdekaan orang tua dari anggota Paskibraka di undang oleh istanah ikut hadir dalam pengibaran bendera merah putih.

Selamat bagi kalian putra-putri terbaik bangsa yang mewakili daerahmu, sekolahmu serta keluargamu kiranya kalian akan semakin berprestasi kedepannya salam sehat selau.

deny/BDC

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *