Opini  

Rekonsiliasi Elit Uji Solid Koalisi TKN

Rekonsiliasi Elit Uji Solid Koalisi TKN, Pertemuan Megawati dan Prabowo/Photo Kompas

Bidikdot.com Pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra dan Ketua Umum PDI Perjuangan membuat sederet tafsiran yang berbeda dari berbagai kalangan mulai dari politisi, akademisi, sampai masyarakat ditingkat paling bawah memiliki tanggapan beragam atas bersuanya Megawati dan Prabowo.

Rekonsiliasi yang menjadi harapan masyarakat setelah melewati masa kelam usai pemilu 2019 perlahan berangsur terlaksana.entah lahir dari kesadaran diri sendiri sebagai anak bangsa atau karena panggilan politik dari iming-iming jabatan yang nantinya akan membuat pemangku
kepentingan merasa terpuaskan.

Baca Juga : Pidato Politik Visi Indonesia Joko Widodo

lepas dari itu semua persatuan dan kesatuan bangsa adalah harga yang tidak bisa ditawar-tawar apaun alasannya.sebab merakit kembali keutuhan yang telah dicoreng perilaku yang tidak bertanggung jawab pasca pemilu merupakan tanggung jawab bersama dan itulah yang ditunjukan oleh
Megawati dan Prabowo patut diapresiasi sebagai sikap luhur walaupun ada yang tidak menyetujuinya.

Partai Gerindra yang dikenal keras dalam kritiknya yang memposisikan diri sebagai oposisi terlihat lugu dan mencair saat pertemuan dengan Megawati Soekarno Putri bahkan tidak ada respon yang menyindir antara satu dengan yang lain.

Lantas bagaimana dengan pihak koalisi? bahwa pertemuan kedua elit politik merupakan jalan positif keterbukaan antara satu dengan yang lain menghadirkan pendapat bukan hanya sekedar wacana.atau benarkah bahwa pertemuan kedua tokoh nasional tersebut karena ada apanya dan ininya
terhadap jabatan kelak.

Para petinggi partai dari koalisi pun angkat suara Sekjen PDIP Hasto Kristianto “ada pihak sengaja membuat framing bahwa koalisi TKN pasca di bubarkan sudah tidak solid lagi” ungkapnya saat mnejawab pertanyaan awak media menyikapi isu tidak solidnya koalisi pendukung Jokowi.

Sekjen Partai Nasdem “Mulai dibentuk sampai dibubarkan tetap solid mengawal  Pemerintahan Jokowi-Ma’aruf 5 tahun kedepan” ungkapan toko-toko ini ada benarnya.

Namun bagaimana dengan pernyataan Ketua Umum Partai Nasdem yang jelas memberi dukungan walau dalam tanda petik pemerintahan Anis Baswedan di DKI Jakarta.apakah ini sebagai manuver politik Nasdem atas pertemuan Megawati dan Prabowo?

Ataukah para koalisi tidak setuju dengan pertemuan Megawati dan Prabowo tersebut sebab mengancam jumlah jabatan yang akan didapat nanti, sehingga muncul pendapat-pendapat miring walaupun terkesan elok kedengrannya perspektif yang disampaikan.

Dari pendapat pihak koalisi bahwa pertemuan kedua tokoh partai besar tersebut adalah hal yang lumrah dan biasa sebagai bentuk silahturami untuk memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan sebagai anak bangsa.

dari pihak luar menanggapi bahwa hadirnya Prabowo dalam tubuh sala satu perancang koalisi merupakan serangan bawah tanah dalam bidikannya merebut pundi-pundi kursi jabatan.

Sangat menarik memang sajian politik terhadap hiruk pikuk kejar-mengejar porsi kepentingan dalam balutan rekonsiliasi mufakat yang terancang baik dari hati tulus maupun inisiasi pihak-pihak menginginkan rekonsiliasi.

Lepas dari semua persepsi silang para elit politik maupun birokrasi negara ini butuh kenyamanan, keindahan berpendapat dan rasa toleransi penuh kekeluargaan perlu diberdayakan terus bukan hanya pada tingkat atas saja namun sampai arus bawah perlu menyadari bahwa jabatan apapun tingginya tidak dapat menukar harapan yang sudah disampaikan tadi.

Baca Juga : Prediksi Menteri Perempuan Bidikan Jokowi

Apapun yang diingingkan semua pemangku kepentingan dipemerintahan Jokowi- Ma’aruf lima tahun mendatang harus didukung dengan kinerja yang menghasilkan, mengsejahterakan seluruh rakyat indonesia silahkan lakukan kejar-mengejar kepentingan asal persatuan dan kesatuan menjaga Idiologi
negara adalah tatanan hidup yang harus berdiri dibarisan depan tujuan Negara Republik Indonesia

Rekonsiliasi yang sudah tersaji mulai dari Prabowo-Jokowi dan Megawati-Prabowo seharusnya tidak mengenduskan semangat membangun bangsa dalam kebersamaan bukan lagi terganggu atau tidaknya sebuah komunitas dalam kepentingan tertentu sehingga terciptalah politik adem, smart dan
manusiawi. (ds)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *