Bidikdot.com Penyebaran Covid-19 atau virus corona di tanah air semakin meluas pemerintah terus mengambil kebijakan sehubungan dengan dampak mewabahnya pandemi global tersebut. Ada jutaan rakyat Indonesia yang harus menerima kepahitan dari pandemi berbahaya itu.
Seluruh sendi ekonomi rakyat menurun bahkan ada yang ambruk total, terlebih bagi mereka dengan pelaku usaha menengah kebawah.di tambah lagi hampir semua perusahaan bergerak di bidang pariwisata harus merumahkan para pegawainya maka ini terus menambah kuota pengangguran pada level yang semakin meningkat.
Baca Juga : Aneh-Kelakuan Anggota DPRD Medan Virus Corona Di Minta Masuk Ke Tubuhnya.
Wabah virus corona menjelma bak malaikat gelap memberi kekuatiran dan rasa takut bagi seluruh manusia di belahan dunia. Kini pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia akan memasuki momen agamawi yaitu Idul Fitri. Lebaran identik dengan keseruan mudiknya kini harus terhalang dengan wabah yang merajalela.
Bagaimana sikap pemerintah membijaki hal istimewah setiap tahunnya orang-orang harus bersilahturami dengan orang yang mereka sayangi di kampung halaman. Menyikapi hal ini pemerintah menghimbau supaya untuk tahun ini tidak ada mudik besar-besaran walaupun itu adalah hak seseorang yang di lindungi negara ungkap Presiden saat memimpin Rapat terbatas dengan kabinetnya di istana.
Presiden menyampaikan pemerintah harus ada opsi lain melihat kejadian mudik yang saat ini telah di lakukan oleh masyarakat mengingat penyebaran virus corona semakin memprihatinkan. Sebab mobilitas orang sebesar itu akan sangat berisiko terkena virus corona dan dapat memperluas ke tempat lain.
Pemerintah membandingkan dengan mudik pada tahun 2019 lalu ada sekitar 19,5 juta orang yang berkunjung ke sanak keluarga di kampung halaman. Presiden menyampaikan bahwa ada laporan dari Guberbur Jawa Tengah dan Gubernur DIY bahwa pergerakan arus mudi lebaran sudah terjadi lebih awal dari sebelumnya ungkap Joko Widodo pada Senin 30/3/2020 di istanah negara.
Sejak di tetapkannya DKI Jakarta sebagai daerah yang tanggap darurat pertama telah terjadi percepatan arus mudik teristimewah para pekerja Informal se Jabodtabek menuju kedua provinsi tadi serta provinsi Jawa Timur. Joko Widodo menambahkan bahwa di 8 hari terakhir sudah ada 876 armada bus antar provinsi yang membawa kurang lebih 14.000 penumpang di 3 wilayah provinsi tadi.
Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa mdik lebaran adalah budaya namun kali ini di karenakan adanya kasus virus corona sehingga membuat penghasilan dari para pekerja informal tersebar di Jabodetabek menjadi menurun dan akhirnya harus pulang kampung.
Dalam memimpin rapat terbatas itu ada beberapa poin yang di sampaikan Presiden sala satunya adalah “Social Safety” ini di maksudkan untuk memberikan rasa aman bagi pekerja harian maupun di sektor formal. Program insentif bagi usaha mikro dan usaha kecil.
Berikut penggalan kalimat Presiden yang di kutip dari Sekretariat Presiden Biro Pers pada 30 Maret 2020.
” Karena itu saya meminta percepatan Program Social Safety” jaring pengamanan sosial yang memberikan perlindungan sosial di sektor formal dan para pekerja harian, maupun program insentif ekonomi bagi usaha mikro, usaha kecil betu-betul segera di laksanakan di lapangan sehingga para pekerja informal, buruh harian, asongan semuanya bisa memenuhi kebutuhan dasarnya sehari-hari “
Baca Juga : Fakta-Fakta Menarik Dimundurnya EURO 2020
Yang tidak kala menariknya adalah himbaun ketegasan dari Presiden terhadap para pemudik agar tidak terjadi gerakan besar-besaran hingga membuat bidikan virus corona lebih leluasa penyebarannya.menurut Presiden himbauan pun ternyata tidak cukup sehingga butuh sikap ketegasan khususnya dari aparat keamanan sehingga dapat memutus mata rantai wabah berbahaya itu.