News  

53 Awak Kapal KRI Nanggala 402 Gugur Dalam Tugas Kenegaraan

 

Foto Spesial KRI Nanggala sumber : TNI News

Bidikdotcom Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahyanto memberi pernyataan pers pada hari ini 25/4/2021 bahwa KRI Nanggala 402 yang membawa 53 awak kapal dinyatakan gugur.

Jenderal Hadi Tjahyanto mengatakan ke 53 awak kapal selam tersebut dinyatakan gugur setelah beberapa kepingan badan kapal ditemukan di sekitar laut perairan Pulau Dewata Bali.

Sebelumnya pencarian kapal selam ini telah dimulai sejak hilang kontak pukul 03.36 WIB pada Rabu 21/4/2021 disekitar perairan utara Bali. 21 kapal pencari dikerahkan oleh TNI angkatan laut saat itu termasuk satu kapal selam KRI Alugoro-405.

Laksamana Yudo Margono selaku Kepala Staf TNI Angkatan Laut memberikan pernyataan singkat atas tragedi yang menimpa kapal selam TNI yang sudah berusia 40 tahun.

Menurut TNI Margono dari beberapa analisa hasil deteksi dengan teknologi peralatan kapal bahwa kapal selam KRI tersebut mengalami keretakan pada bagian body kapal akibat kedalaman selam yang telah melewati batas maksimum penyelaman kapal.

Kemampuan penyelaman dari KRI ini hanya mampu pada kedalaman 200 meter sedangkan kapal tersebut telah masuk pada kedalaman laut 883 meter.

Titik terang dari pencaharian kapal selam milik TNI Angkatan Laut ini terlihat pada hari kedua yakni 22/4/2021 bahwa ditemukan serpihan dan isi dari dalam kapal dan memungkinkan para pencari kapal termasuk Basarnas memastikan bahwa kapal selam tersebut mengalami kecelakaan.

Mantan Kepala Mesin KRI Nanggala Laksamana Muda (Purn) Frans Wuwun dalam pernyataannya di Kompas TV dalam acara Sapa Indonesia Malam 25/4/2021 mengatakan bahwa kapal selam itu mengalami “over out” dimana seluruh kelistrikan mesin mati.

Akibat kelistrikan mesin yang mati membuat badan kapal mengalami ketidak seimbangan dalam mengambil titik nol untuk kembali mengapung.

Frans Wuwun menceritakan pengalamannya saat masih bertugas bersama dengan kapal selam ini, dimana setiap keanggotaan bertugas sebagai engine diperlengkapi dengan sinter kepala sehingga bila terjadi kelistrikan mesin kapal mati maka dengan sigap mereka langsung mengetahui titik masalah.

Menurut Frans kelistrikan mesin mati dari sebuah kapal selam diakibatkan beberapa penyebab tetapi menurutnya faktor penyebab utama adalah kelebihan beban.

Diakui oleh otoritas yang bertanggung jawab terhadap pengoperasian kapal selam tersebut bahwa KRI ini telah over capacity atau kelebihan beban muatan.

Mantan TNI angkatan laut Frans Wuwun membeberkan bahwa kapasitas awak kapal selam itu hanya bisa menampung 40-45 awak namun kali ini kapal selam yang sudah berusia 40 tahun itu membawa 53 awak kapal.

Diketahui operasi yang di lakukan KRI Nanggala 402 hanyalah sebuah latihan biasa TNI angkatan laut bukan misi tempur.

Namun menjadi pertanyaan masyarakat mengapa kapal yang sudah berusia cukup tua masih dipakai dalam latihan padahal ada kapal selam lain yang masih baru.

Sangat menyayat hati memang  gugurnya ke 53 prajurit terbaik bangsa, isak tangis keluarga yang di tinggalkan memberi rasa duka cukup mendalam bagi para istri, anak saat menanti si pejuang negara dengan sekilas senyum didepan pintu rumah mereka.

Tapi hari ini mereka diumumkan secara resmi oleh Panglima TNI gugur dalam tugas kenegaraan sebagai bakti bagi ibu pertiwi dalam menjaga kedaulatan bagsa dan negara.

Berbagai spekulasi atas harapan publik maupun keluarga bahwa ke 53 awak kapal selam tersebut masih ditemukan dalam keadaan selamat telah terbantahkan bahwa mereka menyelam untuk selamanya dan dan tidak akan pernah kembali lagi.

Dengan peristiwa ini TNI Angkatan Laut dapat melakukan evaluasi kembali terhadap peralatan tempurnya baik diatas air maupun di dalam laut sehingga peristiwa ini tidak terjadi lagi.

Selamat jalan pahlawan kami perjuanganmu akan menjadi penyemangat kami dan generasi selanjutnya untuk Indonesia tercinta.

Deny/bdc

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *